Monday, March 4, 2013
Jamalul Kiram III |
KESULTANAN Sulu adalah
sistem monarki tradisional Islam orang-orang Tausug yang meliputi wilayah
Basilan, Palawan, Sulu dan Tawi-Tawi di Filipina iaitu Wilayah Autonomi Islam
Mindanao (ARMM) dan bahagian timur Sabah.
Ia diasaskan pada tahun 1457
oleh ulamak bernama Sharif Abu Bakar, yang menyandang gelaran Sultan Shariful
Hashim selepas mengahwini Paramisuli iaitu seorang puteri tempatan.
Beliau kemudiannya
memperkenalkan Kod Undang-undang Sulu (Diwan) pertama berdasarkan al-Quran, dan
memperkenalkan institusi politik Islam serta penyatuan Islam sebagai agama
rasmi negara.
Pada 1675, setelah tentera
Sulu berjaya menyelesaikan perang saudara di Brunei, Sultan Sulu dihadiahkan
dengan Borneo Utara (kini timur Sabah).Bagaimanapun pada 1878, Sultan Sulu memajak
Borneo Utara kepada Eropah.Perjanjian itu menyatakan bahawa pajakan adalah
kehendak sendiri dan ia sah sehingga akhir zaman.
Kesultanan Sulu menerima
pembayaran serahan tahunan bersamaan dengan 5,000 dolar Malaya, yang
kemudiannya meningkat kepada 5,300 dolar Malaya pada 1903. Borneo Utara berada
di bawah naungan British dari akhir abad ke-19.
Kawasan berkenaan mendapat
tempoh singkat kemerdekaan sebelum menjadi sebahagian daripada Persekutuan
Malaysia pada tahun 1963.
Sejak itu Malaysia membayar
RM5,300 sebagai bayaran serahan setiap tahun kepada Kesultanan Sulu.Keturunan
bekas Sultan Sulu tidak merebut kembali wilayah berkenaan, sebaliknya bersetuju
untuk menerima pembayaran serahan berdasarkan perkiraan sebelumnya.Keadaan ini berlanjutan
sehingga beberapa minggu yang lalu.
Kesultanan Sulu kemudiannya
berada di bawah kawalan Sepanyol tetapi pada 1885 mereka menandatangani
Protokol Madrid dengan Britain dan Jerman bagi melepaskan apa-apa tuntutan ke
atas Borneo Utara.
Kesultanan itu berakhir
apabila Sultan Jamalul Kiram II menandatangani Perjanjian Carpenter pada 22 Mac
1915, di mana dia menyerahkan semua kuasa politik kepada Amerika Syarikat.
Filipina, bagaimanapun terus
mengiktiraf Kesultanan Sulu sebagai sebuah entiti berdaulat sehingga kematian
Sultan Mohd Mahakuttah A. Kiram pada tahun 1986.
Kini terdapat
sekurang-kurangnya 11 pihak menuntut gelaran Sultan Sulu, termasuk Sultan
Jamalul Kiram III.
Subscribe to:
Post Comments
(Atom)
Powered by Blogger.
Rakan Blogger
-
-
-
-
-
-
-
Berkhatan Perdana KINTA 2017...6 years ago
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dah Kalah Kalah lah11 years ago
-
-
-
-
-
Rujukan Entri
- June (1)
- December (1)
- September (1)
- August (3)
- December (2)
- February (3)
- May (2)
- October (1)
- September (1)
- August (1)
- June (1)
- March (1)
- February (1)
- January (1)
- December (3)
- November (1)
- August (3)
- April (3)
- March (1)
- February (2)
- January (2)
- December (4)
- October (3)
- September (2)
- August (3)
- July (4)
- June (9)
- May (8)
- April (7)
- March (10)
- February (8)
- January (10)
- December (7)
- November (8)
- October (9)
- September (7)
- August (6)
- July (10)
- June (4)
- May (15)
- April (12)
- March (12)
- February (15)
- January (26)
- December (36)
- November (22)
- October (7)
- September (2)
- August (4)
- July (4)
- June (10)
- May (3)
- April (11)
- March (10)
- February (3)
- January (7)
- December (2)
- November (3)
- October (3)
- September (5)
- August (5)
- July (3)
- June (3)
- May (3)
- April (2)
- March (2)
- February (1)
- January (7)
- December (6)
Kunjungan
Bila Keris Di Asam Limau
- Sanggah Tok Janggut
- AKU bukan sesiapa.Biar kecil di sisi manusia tetapi ingin besar di sisi Allah.Biar rendah dipandang manusia tetapi tinggi di sisi Tuhan, Menulis melalui mata dan telinga,mencatat melalui akal dan sejengkal pengalaman. Aku cuma ingin mengisi kemerdekaan ini dengan berjiwa lepas bebas, keluar dan berlari meninggalkan jauh jiwa hamba.Aku tidak ingin jadi orang besar-besar jauh sekali bercita-cita untuk jadi Perdana Menteri, Menteri atau pemimpin yang ada-ada.Cukuplah aku menjadi aku..
Rangkaian
Followers
-
-
-
-
Perubahan apa Bang Non?1 year ago
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 comments:
Fakta menarik Tuan,,,